Kompas Cyber MediaKompas Cyber Media
KOMPAS Online
 
Koran Daerah
English Nederlands
Sabtu, 27 November 1999

Tuna Melimpah Saat El Nino dan La Nina

Jakarta, Kompas

Munculnya gejala alam El Nino dan La Nina di Indonesia sebenarnya tidak hanya berdampak negatif bagi Indonesia, seperti kekeringan, kebakaran hutan dan banjir. Penyimpangan cuaca itu malah menguntungkan di sektor perikanan, terutama dari kelimpahan ikan tuna yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kondisi cuaca ini, meski tidak menguntungkan di darat membawa berkah di laut.

Demikian penjelasan Ketua Kelompok Budidaya Perikanan BPPT, Dr M Husni Amarullah dan Dr R Dwi Susanto peneliti BPPT selaku pelaksana program riset kelautan untuk prediksi cuaca di International Research Intitute for Climate Prediction and Application AS, kepada pers di Jakarta, Kamis (25/11).

Jumpa pers tersebut dilaksanakan menjelang International Conference on Ocean Science Technology and Industry (ICOSTI'99), 2-3 Desember mendatang, yang akan membahas peluang dan potensi kelautan termasuk potensi eko-tekno turisme dan program sungai laut tropis dalam konteks pesisir (Tropics).

Lebih lanjut Dwi menjelaskan, saat La Nina suhu perairan atau muka laut di barat Samudera Pasifik hingga Indonesia menghangat, maka ikan tuna dari Pasifik timur yang dingin bergerak masuk ke Indonesia hingga ke perairan utara Maluku. Perairan barat Pasifik selama ini diketahui merupakan kawasan yang memiliki kelimpahan ikan tuna tertinggi, mencapai 70 persen stok ikan tuna dunia.

Sebaliknya ketika terjadi El Nino, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun yang berada di Samudera Hindia masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Pada bulan November tahun El Nino 1997, diketahui konsentrasi klorofil di Selat Jawa dan Bali dalam tingkat yang maksimal.

Ketika suhu muka laut menghangat, tambah Ir Bambang Herunadi dari Unit Pelaksana Teknis Kapal Riset Baruna Jaya, masa air laut yang membawa banyak plankton akan naik ke permukaan. Karena itu daerah upwelling ini merupakan tempat berkumpulnya ikan. Pada tahun 1991 penelitian di utara Irian Jaya juga menunjukkan di daerah front-perbatasan antara air hangat dan dingin-banyak ditemukan ikan.

Di Indonesia, ada empat spesies utama ikan tuna yaitu yellow fin, albacore, big eye, dan southern blue fin. Tiga yang pertama besar di perairan Indonesia, namun southern blue fin hanya bertelur di selatan Jawa. Ikan tuna yang masuk Indonesia diperkirakan mencapai 50 persen dari populasi yang ada. (yun)


Kompas Cyber Media
KOMPAS Online
© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian KompasD e s i g n e d  b y  Agrakom