Kompas Cyber MediaKompas Cyber Media
KOMPAS Online
 
Koran Daerah
English Nederlands
Kamis, 25 November 1999

El Nino Dapat Diprediksi Lebih Cepat

Jakarta, Kompas

Penyimpangan cuaca berupa curah hujan yang tidak normal-sangat kering dan sangat basah-kemudian disebut El Nino dan La Nina sudah diketahui terjadinya sejak 1824. Namun baru dalam 13 tahun terakhir ini dilakukan penelitian El Nino dan La Nina yang intensif dengan mengembangkan model dasar prakiraan terjadinya anomali cuaca tersebut. Hasilnya: datangnya El Nino-La Nina dapat diprediksi enam bulan sebelumnya.

Demikian penjelasan R Dwi Susanto ilmuwan dari BPPT pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (24/11), menjelang konferensi internasional kedua tentang Perubahan Iklim Global dan Dampaknya terhadap Benua Maritim Indonesia, 29 Novem-ber hingga 1 Desember.

Pada konferensi ini, jelas Sri Woro B Harijono, Staf Ahli Menristek, akan dipresentasikan 58 hasil penelitian iklim dan cuaca kerja sama antara lembaga riset di Indonesia dan di 11 negara di ASEAN, Eropa, dan AS.

Indroyono Susilo dari BPPT menambahkan, sejak 1997 Indonesia mulai membuka kerjasama luas dengan ilmuwan asing untuk lebih memahami pola cuaca di wilayah ini untuk menekan dampaknya yang sangat merugikan. Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1997 misalnya mengakibatkan kerugian hampir sembilan trilyun rupiah dan menewaskan sekitar 530 orang.

Lebih lanjut Dwi, doktor ilmu kelautan yang melakukan penelitian di Lamont Doherty Earth Observatory of Columbia University New York menerangkan, penelitian kelautan telah dilakukannya sejak 10 tahun lalu di pusat riset itu diantaranya untuk melaksanakan program penelitian prediksi cuaca.

Dijelaskan berdasarkan data yang terkumpul selama 20 tahun terakhir ini dapat diperkirakan terjadinya El Nino enam bulan ke depan secara akurat.

Dengan model numerik yang dikembangkan ini penyimpangan cuaca tahun 1997 dan 1998 dapat diduga dengan tepat terjadinya setengah tahun sebelumnya. Penelitian terus dilaksanakan untuk memprediksi hadirnya fenomena cuaca itu dua tahun lebih awal.

Lebih lanjut dijelaskan Dwi, dengan MOU yang ditandatangani BPPT dan International Research Intitute for Climate Prediction and Application, April lalu, dilakukan kajian dan penyusunan model numerik prediksi El Nino dan La Nina di Indonesia. Pemodelan ini mengacu pada model yang telah dibuat untuk skala global. (yun)


Kompas Cyber Media
KOMPAS Online
© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian KompasD e s i g n e d  b y  Agrakom